Total Tayangan Halaman

Senin, 09 Januari 2012

DIABETES

Diabetes (kencing manis) adalah penyakit dimana tubuh penderita sudah tidak mampu mengendalikan kadar gula dalam darah. Karena penderita mengalami gangguan metabolisme pada proses penyerapan gula oleh tubuh. Gangguan metabolisme ini terjadi karena tubuh penderita tidak memproduksi zat insulin dalam jumlah cukup atau juga bisa karena tubuh penderita diabetes (pasien) sudah tidak mampu memanfaatkan zat insulin secara efektif- sudah tidak sensitif terhadap insulin.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia.
Akibat gangguan insulin, berdampak pada penumpukan kadar gula dalam darah. Penumpukan kadar gula dalam darah akan di limpahkan ke saluran urine. Oleh karena itu pada penderita diabetes, biasanya air kencingnya dikerubuti semut.
Selain itu, gangguan insulin juga mengakibatkan kadar lemak di pembuluh darah meningkat. Gangguan ini beresiko menimbulkan kecacatan- karena bagian tubuh yang terluka akan mudah terinfeksi- dan memunculkan komplikasi penyakit lain seperti jantung koroner, stroke, dan gagal ginjal.
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.

Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.

Faktor resiko

Kelompok dengan resiko tinggi untuk menderita penyakit diabetes antara lain :
usia > 40 tahun

             obesitas (kegemukan)
    tekanan darah tinggi 
    riwayat keluarga dengan diabetes mellitus
      riwayat kehamilan dengan berat badan bayi > 4000 gram
      riwayat diabetes melitus dalam kehamilan 
                 adanya dislipidemia (tingginya kadar lemak dalam darah seperti kolesterol)
Gejala Diabetes 
  1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria) 
  2.  Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia) 
  3.  Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia) 
  4.  Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria) 
  5.  Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
  6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki 
  7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu 
  8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
  9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
  10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
  11. Urine sering dikerubuti semut
  12. Sering buang air kecil
Penyebab Diabetes
Penyakit diabetes biasanya disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, pola makan keliru, kurang gerak /kurang aktivitas, stres, dan ada beberapa kasus disebabkan oleh faktor keturunan (genetika).

Tipe Penyakit Diabetes Mellitus
      1. Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.

Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.
 
     2. Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan.
Kadar Gula Dalam Darah

Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL {millimoles/liter (satuan unit United Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l {milligrams/deciliter (satuan unit United State)}, Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl.


Namun demikian, kadar gula tentu saja terjadi peningkatan setelah makan dan mengalami penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia apabila kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal.

Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl.Banyak alat test gula darah yang diperdagangkan saat ini dan dapat dibeli dibanyak tempat penjualan alat kesehatan atau apotik seperti Accu-Chek, BCJ Group, Accurate, OneTouch UltraEasy machine. Bagi penderita yang terdiagnosa Diabetes Mellitus, ada baiknya bagi mereka jika mampu untuk membelinya.
Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

Pengobatan

Pengobatan pada Diabetes melitus jangka pendeknya adalah untuk menghilangkan gejala/keluhan sedangkan jangka panjangnya adalah untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Selain dengan obat untuk menurunkan kadar gula dalam darah, penderita juga harus memperhatikan sekali diet (makanan sehari-hari) dan latihan jasmani (olahraga). Khusus untuk penderita Diabetes tipe 1 penderita harus selalu menyuntikan hormon insulin secara teratur dengan dosis tertentu dibawah pengawasan dokter.

Obat untuk menurunkan kadar gula yang umum dipakai adalah golongan sulfonilurea yang berefek merangsang pelepasan dan sekresi homon insulin seperti : klorpropamid, glibenklami, glipisid, glikasid, glikuidon, glimepirid, selain itu ada pula golongan biguanid yang berfungsi menurunkan kadar glukosa dalam darah (obat ini banyak dipakai pada penderita diabetes yang gemuk) contohnya metformin dan golongan penghambat glukosidase yang berfungsi penurunkan penyerapan glukosa pada saluran cerna contohnya acarbose.

Yang dapat Anda lakukan:
  • Periksa dokter bila menduga menderita diabetes
  • Ikuti diet rendah gula seumur hidup deperti anjuran dokter/ahli gizi
  • Bila kelebihan berat badan, turunkan berat badan (pada kasus tipe II yang ringan, hanya dengan diet rendah gula dan kontrol berat badan bisa mengontrol diabetes).
  • Latihan olahraga secara teratur, olahraga dapat menurunkan kadar gula/ lemak, membuat jantung kuat, membantu menurunkan berat badan dan mengurangi stres.
  • Minum obat resep dokter secara teratur.
  • Pantau kadar gula darah/urin setiap hari.
  • Periksa kesehatan umum secara berkala.
  • Periksa kesehatan kaki secara teratur untuk tanda-tanda cedera.

Tindakan dokter untuk Anda:

Memastikan diagnosa dengan pemeriksaan darah.
Memberi resep obat anti-diabetes dan atau suntikan insulin, melatih cara menyuntik sendiri.
Melatih cara memantau kadar gula urin/darah.
Mengawasi timbulnya komplikasi dan mengobatinya.

Lokasi suntikan insulin:

Perut penyerapan tercepat
Lengan penyerapan sedang
Paha penyerapan lambat
Pantat penyerapan lambat
Selebar telapak tangan
Kulit
Jaringan bawah kulit
Otot
Suntikan insulin kejaringan bawah kulit(antara kulit dan lapisan otot)

Perawatan kaki:
  • Keringkan kaki dengan baik dengan cara menepuk perlahan-lahan dengan handuk lembut. Keringkan dengan baik ruang sela jari untuk mencegah pertumbuhan jamur.
  • Periksa kaki setiap hari untuk melihat adanya lepuhan, lecet, garukan, perubahan warna kulit, kalus dan kuku ibu jari yang tumbuh kedalam. Konsultasi kedokter bila timbul salah satu tanda diatas.
  • Gantilah setiap hari kaus kaki atau stocking yang bersih dan enak dipakai dan tanpa lubang atau sobekan. Kaus kaki katun atau wool lebih baik daripada nylon karena nylon akan menyebabkan keluar keringat.
  • Jaga agar kaki selalu hangat dan kering. Pakailah sepatu kulit yang lembut sehingga memungkinkan kulit kaki untuk bernafas.
  • Cuci kaki setiap hari dengan air hangat dan sabun.perhatikan agar selalu mencuci sela-sela jari.
  • Potonglah kuku dengan lurus. Kikir pinggir-pinggirnya dengan halus.
  • Jagalah kelembutan kulit, tungkai dan telapak kaki dengan mengoleskan lanolin, tetapi jangan mengoleskan dibagian sela-sela jari. Jangan gunakan vaselin. Apabila cenderung berkeringat banyak, taburi kaki dengan bedak untuk kaki atau bedak bayi.
  • Periksa kaki setiap hari untuk tanda-tanda pecah-pecah, batu kecil, kuku dan setiap permukaan kasar yang mungkin bisa mengiritasi kulit.
  • Janganlah berjalan kaki tanpa alas kaki baik di dalam atau di luar rumah. Pakailah sepatu, sandal yang enak dan sesuai dengan ukuran kaki.
  • Jangan merendam kaki dalam air panas atau memakai botol air panas di kaki. Gunakan plester tanduk & alat perawatan kaki yang dijual bebas.

Latihan olahraga yang dianjurkan bagi penderita Diabetes:
  • Latihan berdiri di atas jari kaki
  • Berdiri berpegangan pada punggung kursi
  • Angkat dan turunkan tubuh dengan berdiri di atas jari-jari kaki.
  • Ulangi sampai 20 kali
  • Menggoyang-goyangkan kaki
  • Berdiri, tangan yang sebelah berpegangan pada pinggir meja
  • Satu kaki diletakkan di atas buku tebal/bangku pendek
  • Gerakkan kaki yang sebelah ke depan dan kebelakang sampai 10 kali.
  • Ulangi untuk kaki yang sebelah sebanyak 10 kali.
  • Peregangan betis
  • Letakkan kedua telapak tangan di dinding
  • Jauhkan letak kedua kaki dengandinding dan telapak tetap menempel lantai.
  • Tekuk kedua lengan 10 kali dengan selalu menjaga punggung dan lutut lurus dan tungkai tidak diangkat.
  • Setiap kali menekuk lengan, pertahankanposisi sampai 10 detik.
  • Menekuk lutut
  • Pegang punggung kursi dengan sebelah tangan
  • Tekuklah lutut dalam-dalam dengan punggung tetap lurus
  • Ulangi 10 kali (mulai dengan 5 kali dan tingkatkan perlahan-lahan).
  • Berjalan-jalan setiap hari
  • Berjalan-jalan setiap hari sekitar setengah sampai satu jam.
  • Usahakan untuk memperpanjang waktu berjalan-jalan setiap minggu
  • Menggelindingkan bola dengan kaki
  • Duduk diatas kursi dengan punggung tegak, dengan kedua kaki diletakkan di atas bola
  • Cengkeram bola dengan jari-jari kaki, kemudian lepaskan cengkeraman
  • Ulangi beberapa kali pada setiap kaki
  • Latihan ini sangat baik dilakukan sambil menonton televisi.
Pencegahan

Untuk mencegah penyakit gula yang telah ada menjadi komplikasi yang lebih parah maka penderita diabetes harus memperhatikan diet dan olahraga.


Perencanaan makan

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress yang ada, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal. Komposisi seimbang yang dianjurkan adalah karbohidrat(60-70%), protein(10-15%), lemak(20-25%), jumlah kandungan serat ± 25 gram/hari, diutamakan serat yang larut misalnya yang banyak terdapat pada sayur dan buah.
konsumsi garam dibatasi (bila hipertensi), dan pemanis digunakan secukupnya.

Tabel di bawah ini yang menunjukkan contoh lima kelompok makanan: makanan pokok, lauk pauk, sayuran, makanan ringan/siap santap, buah-buahan, dan minuman.

Tabel contoh kelompok makanan
Jenis makanan
A
B
C
Makanan pokok
nasi
roti
kentang goreng
Lauk pauk
pepes ikan
sate
rendang
Sayuran
sayur bening
sayur lodeh
buntil
Siap santap
ketoprak
hamburger
pizza
Buah-buahan
apel
pisang
anggur
Makanan ringan
lemper
kroket
lapis legit
Minuman
teh, kopi
es campur
minuman ringan

Makanan dalam kelompok A bisa dibilang berkomposisi paling baik, karena mengandung serat dan atau rendah hidrat arang olahan serta rendah lemak. Sementara golongan C kurang baik karena kandungan gulanya tinggi, rendah atau tanpa serat, dan terlalu banyak lemak. Jadi, dianjurkan untuk memilih A atau B, bukan C. Nasi lebih baik daripada bubur, karena kandungan serat lebih baik sehingga lebih lama bertahan di usus. Pemanis gula bisa diganti dengan pemanis buatan.

Latihan jasmani

Dianjurkan untuk melakukan latihan dengan teratur 3-4 kali seminggu selama ± 0,5 jam. Latihan yang dianjurkan adalah jalan kaki, joging, lari, renang, bersepeda dan mendayung. Jangan memulai olahraga sebelum makan, memakai sepatu yang pas, selalu membawa permen, dan memeriksa kaki secara cermat setelah olahraga karena sering terjadi luka di kaki tanpa disadari.

Tips umum pencegahan:
  • Bila kegemukan, turunkan berat badan.
  • BBI = Tinggi Badan (cm) - 100 cm - 10%.
Contoh, seorang pria bertinggi badan 164 cm, berat badan 70 kg, maka BBI = 64 kg - 10% = 58 kg. Kebutuhan kalori dasar = 58 x 30 kalori = 1.740 kalori. Ditambah kalori aktivitas 20% = 2.088 kalori. Jadi, pria ini memerlukan diet sekitar 2.000 kalori sehari.
  • Lakukan latihan aerobik (berenang, sepeda, joging/jalan cepat) paling tidak tiga kali seminggu, setiap kali 15-60 menit, sampai terengah-engah tanpa sesak napas.
  • Minum gula sesedikit mungkin/seperlunya karena bukan merupakan bagian penting dari diet. Zat karbohidrat (misal beras, cereal, bakmi, roti, kentang) bisa memenuhi kebutuhan zat gula yang diperlukan tubuh.
  • Setelah umur 40 thn, periksa kadar gula urin anda setiap tahun terutama bagi anda dengan riwayat keluarga penderita diabetes.

Sumber :
http://www.infopenyakit.com/