Diabetes (kencing manis) adalah
penyakit dimana tubuh penderita sudah tidak mampu mengendalikan kadar gula
dalam darah. Karena penderita mengalami gangguan metabolisme pada proses
penyerapan gula oleh tubuh. Gangguan metabolisme ini terjadi karena tubuh
penderita tidak memproduksi zat insulin dalam jumlah cukup atau juga bisa
karena tubuh penderita diabetes (pasien) sudah tidak mampu memanfaatkan zat
insulin secara efektif- sudah tidak sensitif terhadap insulin.
Insulin adalah salah satu hormon
yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol
jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses)
karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia.
Akibat gangguan insulin,
berdampak pada penumpukan kadar gula dalam darah. Penumpukan kadar gula dalam
darah akan di limpahkan ke saluran urine. Oleh karena itu pada penderita
diabetes, biasanya air kencingnya dikerubuti semut.
Selain itu, gangguan insulin
juga mengakibatkan kadar lemak di pembuluh darah meningkat. Gangguan ini
beresiko menimbulkan kecacatan- karena bagian tubuh yang terluka akan mudah
terinfeksi- dan memunculkan komplikasi penyakit lain seperti jantung koroner,
stroke, dan gagal ginjal.
Kondisi kadar gula yang drastis menurun
akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan
koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam
hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit
diabetes mellitus tipe 1.
Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2,
umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin
tidak mengetahui telah menderita kencing manis.
Faktor resiko
Kelompok dengan resiko tinggi untuk
menderita penyakit diabetes antara lain :
usia > 40 tahun
obesitas (kegemukan)
tekanan darah tinggi
riwayat keluarga dengan diabetes mellitus
riwayat kehamilan dengan berat badan
bayi > 4000 gram
riwayat diabetes melitus dalam
kehamilan
adanya dislipidemia
(tingginya kadar lemak dalam darah seperti kolesterol)
Gejala Diabetes
- Jumlah urine yang
dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
- Sering atau cepat merasa
haus/dahaga (Polydipsia)
- Lapar yang berlebihan
atau makan banyak (Polyphagia)
- Frekwensi urine
meningkat/kencing terus (Glycosuria)
- Kehilangan berat badan
yang tidak jelas sebabnya
- Kesemutan/mati rasa pada
ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
- Cepat lelah dan lemah
setiap waktu
- Mengalami rabun
penglihatan secara tiba-tiba
- Apabila luka/tergores
(korengan) lambat penyembuhannya
- Mudah
terkena infeksi terutama pada kulit
- Urine sering dikerubuti semut
- Sering buang air kecil
Penyebab Diabetes
Penyakit diabetes biasanya
disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, pola makan keliru, kurang gerak /kurang
aktivitas, stres, dan ada beberapa kasus disebabkan oleh faktor keturunan
(genetika).
Tipe Penyakit Diabetes
Mellitus
1. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes
tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan
hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada
pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita,
anak-anak dan remaja.
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di
obati dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus
berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat
mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe
1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya,
sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita
yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang
berbagai penyakit.
2. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes
tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan
semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam
produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas
(respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan
meningkatnya kadar insulin di dalam darah.
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya
resisten terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada
penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan
beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet
diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan
level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan.
Kadar Gula Dalam Darah
Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL {millimoles/liter
(satuan unit United Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l {milligrams/deciliter (satuan
unit United State)}, Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl.
Namun demikian, kadar gula tentu saja terjadi peningkatan
setelah makan dan mengalami penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang
dikatakan mengalami hyperglycemia apabila kadar gula dalam darah jauh diatas
nilai normal, sedangkan hypoglycemia adalah suatu kondisi dimana seseorang
mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal.
Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan
gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan
gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl.
Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat
membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara
140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl.Banyak alat test
gula darah yang diperdagangkan saat ini dan dapat dibeli dibanyak tempat
penjualan alat kesehatan atau apotik seperti Accu-Chek, BCJ Group, Accurate,
OneTouch UltraEasy machine. Bagi penderita yang terdiagnosa Diabetes Mellitus,
ada baiknya bagi mereka jika mampu untuk membelinya.
Pengobatan dan Penanganan Penyakit
Diabetes
Penderita diabetes tipe 1 umumnya
menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau
Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya
serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).
Pada
penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan
difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula
dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi
berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang
diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan
kadar gula darah.
Pengobatan
Pengobatan pada Diabetes melitus jangka pendeknya adalah
untuk menghilangkan gejala/keluhan sedangkan jangka panjangnya adalah untuk
mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Selain dengan obat untuk menurunkan
kadar gula dalam darah, penderita juga harus memperhatikan sekali diet (makanan
sehari-hari) dan latihan jasmani (olahraga). Khusus untuk penderita Diabetes
tipe 1 penderita harus selalu menyuntikan hormon insulin secara teratur dengan
dosis tertentu dibawah pengawasan dokter.
Obat untuk menurunkan kadar gula yang umum dipakai adalah golongan sulfonilurea
yang berefek merangsang pelepasan dan sekresi homon insulin seperti :
klorpropamid, glibenklami, glipisid, glikasid, glikuidon, glimepirid, selain
itu ada pula golongan biguanid yang berfungsi menurunkan kadar glukosa dalam
darah (obat ini banyak dipakai pada penderita diabetes yang gemuk) contohnya
metformin dan golongan penghambat glukosidase yang berfungsi penurunkan
penyerapan glukosa pada saluran cerna contohnya acarbose.
Yang dapat Anda lakukan:
- Periksa dokter bila menduga menderita diabetes
- Ikuti diet rendah gula seumur hidup deperti anjuran
dokter/ahli gizi
- Bila kelebihan berat badan, turunkan berat badan (pada
kasus tipe II yang ringan, hanya dengan diet rendah gula dan kontrol berat
badan bisa mengontrol diabetes).
- Latihan olahraga secara teratur, olahraga dapat
menurunkan kadar gula/ lemak, membuat jantung kuat, membantu menurunkan
berat badan dan mengurangi stres.
- Minum obat resep dokter secara teratur.
- Pantau kadar gula darah/urin setiap hari.
- Periksa kesehatan umum secara berkala.
- Periksa kesehatan kaki secara teratur untuk tanda-tanda
cedera.
Tindakan dokter untuk Anda:
Memastikan diagnosa dengan pemeriksaan darah.
Memberi resep obat anti-diabetes dan atau suntikan insulin, melatih cara
menyuntik sendiri.
Melatih cara memantau kadar gula urin/darah.
Mengawasi timbulnya komplikasi dan mengobatinya.
Lokasi suntikan insulin:
Perut penyerapan tercepat
Lengan penyerapan sedang
Paha penyerapan lambat
Pantat penyerapan lambat
Selebar telapak tangan
Kulit
Jaringan bawah kulit
Otot
Suntikan insulin kejaringan bawah kulit(antara kulit dan lapisan otot)
Perawatan kaki:
- Keringkan kaki dengan baik dengan
cara menepuk perlahan-lahan dengan handuk lembut. Keringkan dengan baik
ruang sela jari untuk mencegah pertumbuhan jamur.
- Periksa kaki setiap hari untuk
melihat adanya lepuhan, lecet, garukan, perubahan warna kulit, kalus dan
kuku ibu jari yang tumbuh kedalam. Konsultasi kedokter bila timbul salah
satu tanda diatas.
- Gantilah setiap hari kaus kaki
atau stocking yang bersih dan enak dipakai dan tanpa lubang atau sobekan.
Kaus kaki katun atau wool lebih baik daripada nylon karena nylon akan
menyebabkan keluar keringat.
- Jaga agar kaki selalu hangat dan
kering. Pakailah sepatu kulit yang lembut sehingga memungkinkan kulit kaki
untuk bernafas.
- Cuci kaki setiap hari dengan air
hangat dan sabun.perhatikan agar selalu mencuci sela-sela jari.
- Potonglah kuku dengan lurus. Kikir
pinggir-pinggirnya dengan halus.
- Jagalah kelembutan kulit, tungkai
dan telapak kaki dengan mengoleskan lanolin, tetapi jangan mengoleskan
dibagian sela-sela jari. Jangan gunakan vaselin. Apabila cenderung
berkeringat banyak, taburi kaki dengan bedak untuk kaki atau bedak bayi.
- Periksa kaki setiap hari untuk
tanda-tanda pecah-pecah, batu kecil, kuku dan setiap permukaan kasar yang mungkin
bisa mengiritasi kulit.
- Janganlah berjalan kaki tanpa alas
kaki baik di dalam atau di luar rumah. Pakailah sepatu, sandal yang enak
dan sesuai dengan ukuran kaki.
- Jangan merendam kaki dalam air
panas atau memakai botol air panas di kaki. Gunakan plester tanduk &
alat perawatan kaki yang dijual bebas.
Latihan olahraga yang dianjurkan bagi penderita Diabetes:
- Latihan berdiri di atas jari kaki
- Berdiri berpegangan pada punggung kursi
- Angkat dan turunkan tubuh dengan berdiri di atas
jari-jari kaki.
- Ulangi sampai 20 kali
- Menggoyang-goyangkan kaki
- Berdiri, tangan yang sebelah berpegangan pada pinggir
meja
- Satu kaki diletakkan di atas buku tebal/bangku pendek
- Gerakkan kaki yang sebelah ke
depan dan kebelakang sampai 10 kali.
- Ulangi untuk kaki yang sebelah
sebanyak 10 kali.
- Peregangan betis
- Letakkan kedua telapak tangan di
dinding
- Jauhkan letak kedua kaki
dengandinding dan telapak tetap menempel lantai.
- Tekuk kedua lengan 10 kali dengan
selalu menjaga punggung dan lutut lurus dan tungkai tidak diangkat.
- Setiap kali menekuk lengan,
pertahankanposisi sampai 10 detik.
- Menekuk lutut
- Pegang punggung kursi dengan
sebelah tangan
- Tekuklah lutut dalam-dalam dengan
punggung tetap lurus
- Ulangi 10 kali (mulai dengan 5
kali dan tingkatkan perlahan-lahan).
- Berjalan-jalan setiap hari
- Berjalan-jalan setiap hari sekitar
setengah sampai satu jam.
- Usahakan untuk memperpanjang waktu
berjalan-jalan setiap minggu
- Menggelindingkan bola dengan kaki
- Duduk diatas kursi dengan punggung
tegak, dengan kedua kaki diletakkan di atas bola
- Cengkeram bola dengan jari-jari
kaki, kemudian lepaskan cengkeraman
- Ulangi beberapa kali pada setiap
kaki
- Latihan ini sangat baik dilakukan
sambil menonton televisi.
Pencegahan
Untuk mencegah penyakit gula yang telah ada menjadi
komplikasi yang lebih parah maka penderita diabetes harus memperhatikan diet
dan olahraga.
Perencanaan makan
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi,
umur, stress yang ada, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal.
Komposisi seimbang yang dianjurkan adalah karbohidrat(60-70%), protein(10-15%),
lemak(20-25%), jumlah kandungan serat ± 25 gram/hari, diutamakan serat yang
larut misalnya yang banyak terdapat pada sayur dan buah.
konsumsi garam dibatasi (bila hipertensi), dan pemanis digunakan secukupnya.
Tabel di bawah ini yang menunjukkan contoh lima kelompok makanan: makanan
pokok, lauk pauk, sayuran, makanan ringan/siap santap, buah-buahan, dan
minuman.
Tabel contoh kelompok makanan
Jenis makanan
|
A
|
B
|
C
|
Makanan pokok
|
nasi
|
roti
|
kentang goreng
|
Lauk pauk
|
pepes ikan
|
sate
|
rendang
|
Sayuran
|
sayur bening
|
sayur lodeh
|
buntil
|
Siap santap
|
ketoprak
|
hamburger
|
pizza
|
Buah-buahan
|
apel
|
pisang
|
anggur
|
Makanan ringan
|
lemper
|
kroket
|
lapis legit
|
Minuman
|
teh, kopi
|
es campur
|
minuman ringan
|
Makanan dalam kelompok A bisa dibilang berkomposisi paling baik, karena
mengandung serat dan atau rendah hidrat arang olahan serta rendah lemak.
Sementara golongan C kurang baik karena kandungan gulanya tinggi, rendah atau
tanpa serat, dan terlalu banyak lemak. Jadi, dianjurkan untuk memilih A atau B,
bukan C. Nasi lebih baik daripada bubur, karena kandungan serat lebih baik
sehingga lebih lama bertahan di usus. Pemanis gula bisa diganti dengan pemanis
buatan.
Latihan
jasmani
Dianjurkan untuk melakukan latihan
dengan teratur 3-4 kali seminggu selama ± 0,5 jam. Latihan yang dianjurkan
adalah jalan kaki, joging, lari, renang, bersepeda dan mendayung. Jangan
memulai olahraga sebelum makan, memakai sepatu yang pas, selalu membawa permen,
dan memeriksa kaki secara cermat setelah olahraga karena sering terjadi luka di
kaki tanpa disadari.
Tips umum pencegahan:
- Bila kegemukan, turunkan berat
badan.
- BBI = Tinggi Badan (cm) - 100 cm -
10%.
Contoh,
seorang pria bertinggi badan 164 cm, berat badan 70 kg, maka BBI = 64 kg - 10%
= 58 kg. Kebutuhan kalori dasar = 58 x 30 kalori = 1.740 kalori. Ditambah
kalori aktivitas 20% = 2.088 kalori. Jadi, pria ini memerlukan diet sekitar
2.000 kalori sehari.
- Lakukan latihan aerobik (berenang,
sepeda, joging/jalan cepat) paling tidak tiga kali seminggu, setiap kali
15-60 menit, sampai terengah-engah tanpa sesak napas.
- Minum gula sesedikit
mungkin/seperlunya karena bukan merupakan bagian penting dari diet. Zat
karbohidrat (misal beras, cereal, bakmi, roti, kentang) bisa memenuhi
kebutuhan zat gula yang diperlukan tubuh.
- Setelah umur 40 thn, periksa kadar
gula urin anda setiap tahun terutama bagi anda dengan riwayat keluarga
penderita diabetes.
Sumber :
http://www.infopenyakit.com/